Rabu, 18 Juni 2008

trauma pranciss

Trauma 2002 Hantui Prancis

INILAH.COM, VEVEY -- Kubu Prancis mulai dihantui mimpi buruk kegagalan di Piala Dunia 2002. Waktu itu mereka tersingkir di babak penyisihan grup setelah gagal mencetak satu pun gol dari tiga kali bertanding.

Situasi nyaris sama kini ada di depan tim asuhan Raymond Domenech di ajang Euro 2008. Setelah hanya mampu memetik satu angka dari dua laga awal, Prancis berada di posisi sangat kritis.

Untuk bisa lolos ke perempat final, Lilian Thuram dan kawan-kawan harus menang atas Italia dalam laga terakhir Grup C, Rabu (18/6) dini hari WIB nanti.

Situasi sulit membekap skuad Prancis karena mereka ditahan imbang 0-0 oleh Rumania dan dihajar Belanda 1-4 dalam laga sebelumnya. Akibatnya, kini skuad Les Bleus berada di posisi harus menang atas Italia dalam laga terakhir di penyisihan grup.

Hasil imbang atau kalah memastikan Thierry Henry dan kawan-kawan harus angkat koper dan melupakan lanjutan Euro 2008.

Untuk laga melawan Italia di Zurich nanti, Prancis hampir pasti tetap tidak akan diperkuat oleh gelandang elegan senior sekaligus playmaker Patrick Vieira. Cedera otot paha dalam latihan menjelang Euro 2008 telah memaksa pemain Inter Milan itu absen dalam dua laga sebelumnya, dan kini masih diragukan bisa main atau tidak.

Keharusan menang dalam laga terakhir di penyisihan grup juga dialami Prancis ketika tampil di putaran final Piala Dunia 2002 di Jepang-Korsel. Kala itu Prancis setelah ditaklukkan 0-1 oleh Senegal harus menang dalam terakhir melawan Denmark.

Sialnya, playmaker terbaik Prancis ketika itu, Zinedine Zidane, mengalami cedera paha dalam laga pemanasan melawan Korea Selatan enam hari menjelang pembukaan Piala Dunia waktu itu. Ia terpaksa absen dalam dua laga awal penyisihan grup.

Ketika menghadapi Denmark, pelatih Prancis, Roger Lemerre, memaksakan menurunkan Zidane yang belum pulih dari cedera. Hasilnya, Prancis kalah 0-2 dan tersingkir masuk kotak. Padahal waktu itu skuad Les Bleus tampil menyandang status sebagai juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.

Akankah sejarah berulang bagi Prancis? "Kami sangat kehilangan Patrick Vieira dalam dua laga pertama. Ia ingin main. Secara mental ia sudah siap. Tapi yang jadi pertanyaan, apakah pahanya sudah fit," ujar gelandang andalan Les Bleus sekarang, Franck Ribery.

Tapi pelatih timnas Prancis di Euro 2008, Raymond Domenech, menegaskan, ia tidak akan meniru kesalahan Lemerre di Piala Dunia 2002. Karena itu ia tidak mau memaksakan Vieira main jika kondisi sang kapten sekaligus inspirator permainan Les Bleus itu belum sepenuhnya fit. "Ia hanya akan saya turunkan kalau sudah 100 persen fit," cetusnya.

Domenech mengaku paham ia bakal jadi sasaran kritik pedas publik sepakbola negerinya bila sampai tidak menurunkan Patrick Vieira sama sekali di Euro 2008. Tapi ia tidak merasa salah mempertahankan pemain berusia 32 tahun itu di skuad Prancis sekarang walau dalam kondisi cedera parah.

Walau dihantui kegagalan di Piala Dunia 2002, Prancis kini bisa juga menepis bayangan buruk dengan menatap kejadian di Piala Dunia 2006. Waktu itu mereka tampil buruk di awal penyisihan grup. Tapi belakangan Thierry Henry bangkit dan menaklukkan lawan-lawannya sebelum kalah adu penalti di babak final melawan Italia.

"Itu mungkin saja terjadi lagi. Lolos dari penyisihan grup selalu bikin kami bangga. Dan itu akan membuat kami lebih kuat. Kami mungkin akan terus melangkah beberapa tahap bila lolos dari persaingan di penyisihan grup," ujar kiper utama Prancis, Gregory Coupet. [Geovaldi]

Tidak ada komentar: