Senin, 30 Juni 2008

rahasia spanyol menang


Ini Dia, Rahasia Sukses Spanyol

Foto
Timnas Spanyol. Meraih gelar Piala Eropa 2008.
INILAH.COM, Wina - Spanyol mengakhiri penantian panjang selama 44 tahun. Mereka meraih gelar juara Piala Eropa 2008. Mau tahu rahasia sukses mereka?

Penantian itu disudahi 'El Matador' dengan kemenangan 1-0 atas Jerman pada partai final di Stadion Ernst Happel, Wina, Minggu (29/6). Fernando Torres mencetak gol tunggal itu di menit ke-33.

Torres hanyalah salah satu kunci sukses Spanyol. Masih banyak kunci lainnya yang membuat Spanyol layak menguasai Eropa. Apa saja?

Luis Aragones

Meskipun sempat diragukan, Aragones akhirnya menciptakan sejarah. Lelaki tua asal Hortaleza ini membawa tim nasonalnya meraih Piala Eropa. Aragones menggabungkan pemain dengan kekompakan dan bakat besar. Itulah yang akhirnya membuahkan hasil.

Iker Casillas

Iker Casillas luar biasa. Dia tampil mempesona saat Spanyol membutuhkannya. Tak pelak, dialah salah satu kiper terbaik di dunia. Casillas tak berdiri sendiri. Dia juga didukung pemain brilian di jantung pertahanan. Carlos Puyol dan Carlos Marchena tampil luar biasa.

Esudero de Sao Paulo

Tanpa Marcos Senna sebagai gelandang bertahan, cerita Spanyol mungkin saja berbeda. Dia tampil dengan disiplin tinggi. Dia membuat lini belakang terasa lebih nyaman. Dia menjadi dasar dari skema yang dikembangkan Spanyol. Dan, Senna mewujudkan mimpinya, jadi pemain (kelahiran) Brasil pertama yang menjadi juara Piala Eropa. Dia memang lahir dan dibesarkan di Sao Paulo.

Sentuhan juara

Xavi Hernandez, Andres Iniesta, David Silva, dan Cesc Fabregas, menjadi esensi kekuatan Spanyol. Mereka memainkan sepak bola yang sederhana, tapi justru menyulitkan lawan. Mereka memainkan simfoni Spanyol dan mengejutkan Eropa lewat satu-dua sentuhan yang menawan.

Mesin gol tajam

David Villa, Fernando Torres, dan bila dibutuhkan Daniel Guiza, bertugas melakukan sentuhan terakhir dalam perjuangan 'El Matador'. Dan, mereka sukses. Mereka tak kehilangan sentuhan mencetak gol. Mereka juga memiliki kemampuan mencetak gol-gol yang mengesankan.

Mematahkan tabu

Selama ini, Spanyol dikenal sebagai tim yang selalu rontok jika memasuki perempat final. Spanyol telah kehilangan rasa takut akan tabu itu. Itu bisa terlihat dari refleksi pelatih dan para pemain. Tanpa tabu itu, mereka menyingkirkan tim-tim terbaik di Eropa

ballack vs final uero2008

Jaaa! Michael Ballack Spielt!

Foto
MICHAEL BALLACK (Jerman)
INILAH.COM, Berlin - Kapten Jerman, Michael Ballack, akan main pada partai final Piala Eropa 2008 menghadapi Spanyol meski mengalami cedera betis.

Harian bertiras terbesar di Jerman, Bild, memastikan hal itu. "Bild telah mempelajari bahwa kapten yang sedang cedera itu dipastikan masuk staring line-up," tulis harian itu pada situs resminya dengan judul "Jaaa! Michael Ballack spielt!" (Ya, Michael Ballack akan main).

"Dalam pertemuan im setelah sesi latihan sore, nama Ballack tertulis dalam daftar line-up," tulis harian itu.

Ballack absen dalam latihan tim di Tenero, Jumat. Dia juga tak bisa bergabung dalam sesi latihan ringan menjelang duel di Stadion Ernst Happel, Wina, Sabtu.

Jika Bild memastikan Ballack tampil, tak demikian halnya dengan Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB). Mereka menempatkan Ballack dalam posisi diragukan.

febregas ingin membuktikan

Fabregas: Saya Akan Beri Hasil Positif

Foto
CESC FABREGAS (Spanyol)
INILAH.COM,Vienna – Pelatih Spanyol Luis Aragones akan memainkan formasi 4-5-1 saat menghadapi Jerman di final EURO 2008 di Stadion Ernst Happel, Vienna, Minggu (29/6).

Dengan formasi itu, Aragones memilih Cesc Fabregas ketimbang Dani Guiza untuk menggantikan David Villa yang cedera hamstring.

“Saya akan memberi hasil positif bagi tim. Kami tahu Jerman tim yang tangguh. Kami harus mengeluarkan segenap untuk mengalahkan mereka. Kami harus tetap bersatu untuk mengalahkannya. Kami adalah tim yang selalu dipersatukan baik di dalam maupun luar lapangan,” kata Fabregas.

“Tentu kami belum memenuhi target tapi kami ingin pulang dengan membawa trofi. Kami memiliki 90 atau 120 menit atau 125 menit bila harus diselesaikan dengan penalti. Apa pun yang terjadi, kami harus pulang dengan trofi,” tandasnya.

Untuk pertama kalinya Fabregas akan menjadi starter di EURO. Selama ini, ia selalu diturunkan sebagai pemain pengganti. Meski demikian, gelandang berusia 21 kerap menjadi penentu bagi tim

final uero2008 ?????????

ak Ada yang Difavoritkan di Final

Foto
JOACHIM LOEW (kiri) DAN LUIS ARAGONES (Kanan)
INILAH.COM, Vienna – Gelandang Spanyol Xabi Alonso tidak sependapat dengan rekan-rekannya, Fernando Torres, Dani Guiza dan Xavi Hernandez yang menempatkan Jerman sebagai tim favorit di final EURO 2008, Minggu (29/6).

Mereka mengakui Jerman lebih diunggulkan karena memiliki rekor pertemuan lebih baik saat berhadapan dengan Spanyol.

Namun, Alonso tegaskan tidak ada tim yang difavoritkan di final yang berlangsung di Stadion Ernst Happel, Vienna ini. Menurut gelandang Liverpool ini, kekuatan kedua tim tidak jauh berbeda.

“Tidak ada tim favorit. Karena itu, segalanya bisa terjadi di final. Jerman merupakan tim yang sarat pengalaman. Dua tahun lalu, mereka tampil bagus di Piala Dunia. Meski telah berganti pelatih, kekuatan mereka tak berubah,” ujar Alonso.

Menanggapi kekuatan lawan di final, Alonso memperhitungkan striker Miroslav Klose, gelandang Bastian Scheweinsteiger, Michael Ballack dan Lukas Podolski. Diakuinya, mereka merupakan pilar kekuatan Jerman.

“Mereka pemain besar,” kata Alonso yang lebih sering duduk di bench dan diturunkan sebagai pemain pengganti saat menghadapi Rusia. Dirinya menjadi starter saat menghadapi Yunani.

Meski menghadapi persaingan yang ketat, namun atmosfer dalam tim sangat bagus. “Ini yang menjadikan kami bisa meraih sukses di turnamen ini,” jawabnya.

Sementara itu, pelatih Luis Aragones tegaskan Spanyol bakal tampil sebagai juara. Ditegaskannya, kemenangan atas Rusia menjadikan tim makin percaya diri.

“Kini saatnya Spanyol juara karena tim kami lebih baik. Semua pemain saya adalah pemenang. Tapi masih ada satu pertandingan yang harus diselesaikan,” ungkapnya

JUARA UERO 2008

Juara Euro 2008: 4-5-1

Foto
ARSENEN WENGER
INILAH.COM, Wina – Siapa pemenang Piala Eropa 2008? Bisa jadi Jerman, bisa jadi Spanyol. Tapi, di mata Arsene Wenger, pemenang sejati Euro 2008 hanya satu: formasi 4-5-1.

Dalam pandangannya, pola dengan menjejali sektor gelandang menjadi tren yang berkembang sepanjang Piala Eropa 2008 berlangsung. Tren ini akhirnya diikuti juga oleh Jerman dan Spanyol, dua tim yang berhadapan di final.

Formasi ini, akhirnya memang berbuah kesuksesan. Formasi ini pula yang terlihat menghadirkan perbedaan pada performa Spanyol. Ketika David Villa ditarik keluar lapangan pada menit ke-34 saat menghadapi Rusia di semifinal, Cesc Fabregas masuk sebagai gelandang tambahan. Dan, dia membantu Spanyol menggulung Rusia 3-0.

Fabregas yang diasuk Wenger di Arsenal hampir lima tahun terakhir, diperkirakan kembali jadi starter lawan Jerman. Dan, Wenger sama sekali tak kaget dengan perkembangan pemain yang bergabung di Arsenal sejak berusia 16 tahun itu.

“Kebanyakan tim yang datang ke turnamen ini menggunakan (formasi) 4-4-2, mengakhirinya dengan 4-5-1, termasuk Jerman. Tim-tim sangat menderita di lini gelandang. Bahkan tanpa Fabregas, Spanyol sebenarnya main bertahan dengan 4-5-1 karena Villa (main) sedikit ke belakang, kemudian berganti dengan dua striker saat menyerang,” tutur Wenger.

Hal yang sama juga terjadi dengan Jerman. Pelatih Joachim Loew datang ke Swiss/Austria dengan formasi 4-4-2. Kadang-kadang, dalam menyerang, dia bahkan cenderung ambisius menempatkan tiga penyerang. Pasalnya, satu di antara empat gelandangnya adalah Lukas Podolski.

Tapi, seiring waktu berjalan, formasi itu ternyata tak membuahkan hasil memuaskan. Duet penyerang Miroslav Klose-Mario Gomez gagal menunjukkan performa terbaik. Akibatnya, Loew kini cenderng menggunakan 4-5-1 dengan menempatkan Klose sebagai striker tunggal.

Dalam pandangan Wenger, Spanyol faktanya lebih tangguh sebagai sebuah tim dengan Fabregas main sebagai gelandang. Apalagi, dia memiliki saling pengertian yang tajam dengan Xavi Hernandez dan Andres Iniesta, sahabat sekaligus kakaknya ketika masih di Bacelona.

“Mereka memiliki bakat hebat di lini gelandang. Pemainnya tak terlalu tinggi, tapi secara teknik luar biasa. Kadang-kadang kita harus melihat dua kali siapa sebenarnya yang sedang beraksi. Soalnya, mereka agak mirip dan kemampuan tekniknya pun sama,” kata pelatih asal Prancis itu.

Hanya saja, dengan Fabregas, Spanyol tampil beda. Fabregas memiliki visi yang dalam dan tajam. Fabregas punya kemampuan membawa kemenangan. Dia memiliki visi menyerang, sementara yang lainnya tampil lebih vertikal jika Fabregas main.

Karena itu pula, Wenger memperhitungkan Spanyol akan memenangkan partai final. Skornya? Bisa jadi 2-1.

Penilaian Wenger tak didasarkan atas lahirnya tiga gol di babak kedua saat mengalahkan Rusia di semifinal. “Tak mungkin menyimpulkan pertandingan dari satu babak. Saat itu, Rusia sudah kelelahan di babak kedua,” katanya.

Peluang Spanyol akan jadi lebih besar jika Michael Ballack absen membela Jerman. Ballack absen dalam dua sesi latihan terakhir. Posisinya di dalam tim pun meragukan karena belum tentu pulih dari cedera betis.

“Jerman akan menderita di gelandang. Ballack yang bisa mengangkat tim. Dia selalu menutup lapangan lebih luas. Menyedihkan jika dia absen setelah tak tampil di final Piala Dunia 2002 karena akumulasi kartu kuning,” kata Wenger.

Meski mengunggulkan Spanyol, Wenger memperhitungkan Jerman tetap kekuatan yang berbahaya. Itu telah mereka tunjukkan saat menghadapi Turki di semifinal. Saat itu, Jerman tak tampil bagus. Tapi, mereka masih bisa menang.

“Jerman satu-satunya tim yang memiliki empat peluang dan mencetak tiga gol di antaranya. Mereka juga satu-satunya tim yang mampu mencetak gol lewat sundulan,” tuturnya.

Salah satu yang menguntungkan Jerman adalah mentalitas juaranya. Mereka bisa meningkatkan bentuk permainan pada kesempatan-kesempatan penting. Bisa saja Jerman berada di bawah tekanan. Tapi, lewat tendangan bebas, mereka bisa memanfaatkannya menjadi gol.

“Penting bagi Spanyol mengatasi tendangan bebas dan tendangan sudut. Mereka bisa melakukannya dengan baik saat menghadapi Italia,” katanya pula.

Rabu, 25 Juni 2008

TURKY

Turki
foto tim
Tim Nasional Turki

PROFIL TIM
Kesangsian yang Beralasan

Setelah gagal pada 2004, Turki untuk ketiga kalinya tampil sebagai kontestan putaran final Euro 2008 di Austria-Swiss. im dari negara republik di kawasan Eurasia ini, akan bersaing dengan Republik Ceko, tuan rumah Swiss dan runner up 2004 Portugal.

Turki memang pantas dipandang sebagai tim underdog, meski pada Euro 2000 mereka lolos ke perempat final dan mengejutkan penggila bola dunia ketika menduduki posisi ketiga di Piala Dunia Korsel 2002. Namun, sejak itu laju prestasi Turki seperti menuruni anak tangga.

Selain gagal lolos ke putaran final Euro 2004, mereka juga tak mampu meraih tiket tampil di putaran final Piala Dunia Jerman 2006. Kehadirannya dalam semua turnamen internasional, tak lebih sebagai 'penggembira'.

Penampilan Turki ke Euro 2008, dalam 12 laga kualifikasi bisa dibilang 'angin-anginan'. Menang di kandang 5-0 lawan Moldova, tapi ditahan seri 1-1 saat tandang. Menang dari Yunani 4-1 kala tandang, kalah 0-1 saat di kandang sendiri.

Begitu pula saat menjamu Norwegia hanya bermain imbang 2-2, tapi justru menang 2-1 saat bertandang. Lalu, kalah 2-3 dari Bornia Herzegovina pada laga pertama, tapi bisa menang 1-0 di laga kedua. Dua kemenangan terakhir inilah yang menyelamatkan mereka.

Artinya, konsistensi penampilan skuad Fatih Terim masih jauh dari harapan. Maka, wajar saja bila penggila bola di sana menyangsikan Turki bisa mengulang sejarah manisnya di Euro 2000.[Gonang Susatio]


LOGO DAN SERAGAM
kitset

PELATIH
Fatih Terim
Sejarah sukses selalu menjadi pertimbangan asosiasi sepak bola dalam memutuskan pelatih yang akan menangani tim nasional. Begitu pula Turki ketika memilih Fatih Terim, salah satu pertimbangan adal..

BINTANG

..

DAFTAR PEMAIN
(Penjaga Gawang)
23-Volkan Demirel 1-Rustu Recber 12-Tolga Zengin

(Bertahan)
16-Ugur Boral 20-Sabri Sarioglu 22-Servet Cetin 4-Gokhan Zan 3-Hakan Kadir Balta 13-Emre Gungor 15-Emre Asik

(Gelandang)
7-Mehmet Aurelio 6-Mehmet Topal 19--Ayhan Akman 14-Arda Turan 5-Emre Belozoglu 11-Tumer Metin 22-Hamit Altintop 17-Tuncay Sanli

(Penyerang)
10-Gokdeniz Karadeniz 8-Nihat Kahveci 9-Semih Senturk 21-Mevlut Erding

(Pelatih)
Fatih Terim

FORMASI INTI
formasi

Kamis, 19 Juni 2008

d' legandaris

PEMAIN LEGENDARIS
Laurent Blanc
Foto Negara Prancis
Club
Tanggal Lahir 19-11-1965
Tinggi
Berat

Laurent Blanc

Mengawali karier sepak bolanya bersama klub Montpellier HSC, sebenarnya posisi Laurent Blanc bukan di lini pertahanan, khususnya bek tengah.

Blanc sebelumnya bermain di posisi gelandang, namun gayanya yang lebih cenderung bertahan, membuat Blanc memutuskan untuk pindah posisi sebagai bek.

Selama kariernya sebagai pemain sepak bola, Blanc sudah sembilan kali berganti-ganti klub. Termasuk Barcelona, Inter Milan dan dan terakhir di Manchester United saat Blanc memutuskan untuk gantung sepatu alias pensiun musim 2002-2003.

Kariernya sebagai pemain timnas Prancis khususnya di ajang EURO dimulai saat digelarnya EURO 1992 di Swedia. Blanc kembali memperkuat Prancis di EURO 1996 Inggris sayangnya di ajang ini, langkah Prancis terhenti di babak semifinal.

Di EURO 2000 Belanda dan Belgia, Blanc kembali memperkuat Prancis yang akhirnya menjadi juara di ajang ini..

Di Piala Dunia 1998, Blanc kembali masuk dalam skuad Les Blues dan meraih gelar tersebut, di negaranya sendiri Prancis. Yang menarik dari Blanc adalah persahabatannya dengan mantan kiper Prancis Fabien Barthez.

Setiap kali keduanya tampil, sebelum pertandingan dimulai, Blanc selalu mencium kepala plontos Barthez baik di Piala Dunia 1998 dan EURO 2000 dimana Prancis menjadi juaranya.

Saat Blanc dan Barthez satu klub di Manchester United, tradisi mencium kepala Barthez masih dilakukan, namun hanya di ajang Liga Champions saja.

Blanc sudah mengantongi 97 caps membela Prancis dan mencetak 16 gol. Jumlah gol yang cukup banyak untuk ukuran seorang bek tengah.

Yang paling berkesan bagi Blanc ketika mencetak golden goal, di babak perempat final Piala Dunia 1998 saat melawan Paraguay.

Sayangnya, Blanc tidak bisa tampil di final Piala Dunia 1998 setelah di babak semifinal mendapat kartu merah setelah melanggar Slaven Bilic (pelatih Kroasia saat ini).

Meski sebenarnya Bilic hanya berpura-pura kesakitan, namun Blanc tetap diganjar kartu merah. Usai kejadian tersebut, Bilic dikritik habis-habisan oleh media Prancis.

Tidak seperti pemain internasional lainnya, Blanc memutuskan pensiun dari timnas Prancis usai meraih gelar EURO 2000. Blanc resmi mengundurkan diri dari dunia sepak bola, dua tahun setelah membela MU saat meraih gelar Liga Primer musim 2002-2003.

Kini, Blanc menangani FC Girondins de Bordeaux dan menjadi kandidat kuat pengganti pelatih Lyon Allain Perrin.[Rakai Pikatan]