Senin, 30 Juni 2008

JUARA UERO 2008

Juara Euro 2008: 4-5-1

Foto
ARSENEN WENGER
INILAH.COM, Wina – Siapa pemenang Piala Eropa 2008? Bisa jadi Jerman, bisa jadi Spanyol. Tapi, di mata Arsene Wenger, pemenang sejati Euro 2008 hanya satu: formasi 4-5-1.

Dalam pandangannya, pola dengan menjejali sektor gelandang menjadi tren yang berkembang sepanjang Piala Eropa 2008 berlangsung. Tren ini akhirnya diikuti juga oleh Jerman dan Spanyol, dua tim yang berhadapan di final.

Formasi ini, akhirnya memang berbuah kesuksesan. Formasi ini pula yang terlihat menghadirkan perbedaan pada performa Spanyol. Ketika David Villa ditarik keluar lapangan pada menit ke-34 saat menghadapi Rusia di semifinal, Cesc Fabregas masuk sebagai gelandang tambahan. Dan, dia membantu Spanyol menggulung Rusia 3-0.

Fabregas yang diasuk Wenger di Arsenal hampir lima tahun terakhir, diperkirakan kembali jadi starter lawan Jerman. Dan, Wenger sama sekali tak kaget dengan perkembangan pemain yang bergabung di Arsenal sejak berusia 16 tahun itu.

“Kebanyakan tim yang datang ke turnamen ini menggunakan (formasi) 4-4-2, mengakhirinya dengan 4-5-1, termasuk Jerman. Tim-tim sangat menderita di lini gelandang. Bahkan tanpa Fabregas, Spanyol sebenarnya main bertahan dengan 4-5-1 karena Villa (main) sedikit ke belakang, kemudian berganti dengan dua striker saat menyerang,” tutur Wenger.

Hal yang sama juga terjadi dengan Jerman. Pelatih Joachim Loew datang ke Swiss/Austria dengan formasi 4-4-2. Kadang-kadang, dalam menyerang, dia bahkan cenderung ambisius menempatkan tiga penyerang. Pasalnya, satu di antara empat gelandangnya adalah Lukas Podolski.

Tapi, seiring waktu berjalan, formasi itu ternyata tak membuahkan hasil memuaskan. Duet penyerang Miroslav Klose-Mario Gomez gagal menunjukkan performa terbaik. Akibatnya, Loew kini cenderng menggunakan 4-5-1 dengan menempatkan Klose sebagai striker tunggal.

Dalam pandangan Wenger, Spanyol faktanya lebih tangguh sebagai sebuah tim dengan Fabregas main sebagai gelandang. Apalagi, dia memiliki saling pengertian yang tajam dengan Xavi Hernandez dan Andres Iniesta, sahabat sekaligus kakaknya ketika masih di Bacelona.

“Mereka memiliki bakat hebat di lini gelandang. Pemainnya tak terlalu tinggi, tapi secara teknik luar biasa. Kadang-kadang kita harus melihat dua kali siapa sebenarnya yang sedang beraksi. Soalnya, mereka agak mirip dan kemampuan tekniknya pun sama,” kata pelatih asal Prancis itu.

Hanya saja, dengan Fabregas, Spanyol tampil beda. Fabregas memiliki visi yang dalam dan tajam. Fabregas punya kemampuan membawa kemenangan. Dia memiliki visi menyerang, sementara yang lainnya tampil lebih vertikal jika Fabregas main.

Karena itu pula, Wenger memperhitungkan Spanyol akan memenangkan partai final. Skornya? Bisa jadi 2-1.

Penilaian Wenger tak didasarkan atas lahirnya tiga gol di babak kedua saat mengalahkan Rusia di semifinal. “Tak mungkin menyimpulkan pertandingan dari satu babak. Saat itu, Rusia sudah kelelahan di babak kedua,” katanya.

Peluang Spanyol akan jadi lebih besar jika Michael Ballack absen membela Jerman. Ballack absen dalam dua sesi latihan terakhir. Posisinya di dalam tim pun meragukan karena belum tentu pulih dari cedera betis.

“Jerman akan menderita di gelandang. Ballack yang bisa mengangkat tim. Dia selalu menutup lapangan lebih luas. Menyedihkan jika dia absen setelah tak tampil di final Piala Dunia 2002 karena akumulasi kartu kuning,” kata Wenger.

Meski mengunggulkan Spanyol, Wenger memperhitungkan Jerman tetap kekuatan yang berbahaya. Itu telah mereka tunjukkan saat menghadapi Turki di semifinal. Saat itu, Jerman tak tampil bagus. Tapi, mereka masih bisa menang.

“Jerman satu-satunya tim yang memiliki empat peluang dan mencetak tiga gol di antaranya. Mereka juga satu-satunya tim yang mampu mencetak gol lewat sundulan,” tuturnya.

Salah satu yang menguntungkan Jerman adalah mentalitas juaranya. Mereka bisa meningkatkan bentuk permainan pada kesempatan-kesempatan penting. Bisa saja Jerman berada di bawah tekanan. Tapi, lewat tendangan bebas, mereka bisa memanfaatkannya menjadi gol.

“Penting bagi Spanyol mengatasi tendangan bebas dan tendangan sudut. Mereka bisa melakukannya dengan baik saat menghadapi Italia,” katanya pula.

Tidak ada komentar: